Sunday, September 12, 2010

Pelaksana vs Bang Mandor

Dalam dunia proyek, berskala besar ataupun kecil tak pernah luput dari mandor dan seorang pelaksana. Mandor atau kata lainnya pemborong pekerjaan bertugas memimpin para tukang dan pekerja agar bisa menyelesaikan pekerjaan yang diberikan. Sedangkan pelaksana bertugas mengawasi, memerintahkan dan menegur apabila ada penyimpangan pekerjaan sesuai dengan yang diisyaratkan oleh perusahaan yang melaksanakan proyek tersebut. Tak jarang kita jumpai antara Pelaksana dan Mandor beradu argumen tentang pelaksanaan dan metode kerja yang sedikit menyimpang dari aturan/perencanaan. Dan sering juga kita dengar kata-kata dari seorang mandor :"Emangnya anda sudah berpengalaman berapa tahun?". Seolah-olah dia tidak mau kalah sehingga membawa-bawa pengalamannya yang belum tentu semuanya berhasil melaksanakan pekerjaan dengan baik. Secara baku, posisi seorang mandor adalah dibawah perintah seorang pelaksana lapangan, yang bertugas menerjemahkan gambar, detail penulangan dll, dan tempat bertanya bagi para pekerja apabila ada bagian pekerjaan yang mereka belum paham tentang cara pelaksanaannya. Namun di lapangan, banyak juga mandor yang telah merasa menyelesaikan proyek berkali-kali(padahal tidak semuanya murni pekerjaan mereka) gengsi bertanya kepada pengawas dan dengan sangat bangga berkata "Ah, pekerjaan seperti itu sudah sangat sering saya lakukan, lebih gampang dari buang air besar"...Seperti pekerjaan yang saya lakukan beberapa waktu yang lalu, pengecoran kolom bundar setinggi 4 m. Sebagai seorang pelaksana, tentunya saya ingin pelaksanaan itu dikerjakan tanpa menimbulkan masalah baru. Steger/begesting kolom tersebut terbuat dari seng, dengan papan kayu pada tiap ujungnya. Pada saat pemasangan begesting itu saya memerintahkan "Pak, sebaiknya badan kolom diikat kawat dulu, baru dipasang dengan usuk agar posisi bundarnya tetap bagus"...Sang jawara proyek itu pun menjawab "sudahlah, ikuti saja metode saya...lagian saya juga sudah berkali-kali mengerjakan pekerjaan seperti ini, dan pekerjaan seperti ini tidaklah lebih sulit dari Buang Air Besar"......kata-kata itu tidak akan pernah saya lupakan....Singkat kata, kolom yang sudah dipasang begesting kemudian dicor. Perlu diketahui, begesting kolom yang panjangnya 4m ini disusun dari 4 buah begesting kolom masing-masing sepanjang 1 m. Jadi, dari tiap kolom dipasang 4 buah begesting. Setelah hari kedua dari pengecoran, begesting itupun dilepas untuk mengetahui hasilnya...Betapa terkejutnya semua pekerja ketika mengetahui kolom itu patah-patah di setiap sambungan begestingnya, belum lagi posisi bundar dari kolom tidak sempurna sesuai dengan bentuk begesting, karena pada saat pengecoran banyak terjadi perdarahan (bleeding). Seolah tak mau disalahkan mandor itu pun berkata :"Ya, nanti kita servis saja dengan acian"....Saya pun bertanya...."Saya dengar waktu ini Bapak mengatakan pekerjaan seperti ini lebih gampang dari BAB.....Saya gak ngerti, memang pekerjaannya yang gampang atau BAB Bapak yang sangat susah".....Pak mandor itu pun hanya diam, tak tahu apa dia tidak mengerti apa memang malu....Beberapa hari kemudian, masih dengan orang dan lokasi yang sama, dilakukan pemasangan bowplank untuk garase, dan titik garase pertama diambil tegak lurus dengan bangunan lain yang berjarak kira-kira 15 m. Pada saat mengukur siku-siku dari bowplank, saya bertanya :"biasanya cara Bapak bagaimana agar tahu bowplank itu siku atau tidak?"....dengan bangga dia berkata :"ya pake ukuran lah, masa pake siku 30 cm"....saya hanya diam saja....kemudian dia mengambil meteran sambil mengukur sisi-sisi dari bowplank itu....dia memberi tanda pada ukuran 60 cm, kemudian memberi tanda pada sisi yang satunya lagi pada ukuran 80 cm.....kedua sisi yang telah diberi tanda diukur (sisi miringnya), sehingga mendapat 100 cm......ya, itulah Theorema Phytagoras (jumlah kuadrat sisi siku-siku sama dengan kuadrat sisi miring).....matematika kelas 4 SD .....kemudian saya pura-pura bertanya "Apa maksudnya ukuran-ukuran itu Pak?"....dia menjelaskan, itulah hebatnya tukang profesional.....hanya tukang profesional yang bisa melakukannya....saya tidak mendapat penjelasan, namun saya tidak kecewa, karena saya sudah tahu waktu masih duduk di bangku SD.....kemudian saya bertanya, "bagaimana kalau meteran yang dipakai panjangnya tidak sampai 60 cm?berarti tidak bisa diukur donk?"....dia tidak mau kalah, "ya jangan sampai kurang dari 60 cm, sebab kalau kurang bangunannya nanti tidak siku"....saya bertanya lagi, "apa tidak ada ukuran lain selain 60, 80, 100 cm?"....dia berkata "tidak ada, harus segitu"....saya kemudian berpikir, kayaknya orang kaku seperti ini tidak akan pernah mengerti jika dijelaskan secara rinci.....saya hanya bilang, "ukuran yang menentukan siku sebuah bidang tidak hanya itu.....30, 40, 50, juga bisa....50, 120, 130 juga bisa.....kalau tidak percaya, Bapak ukur saja"....seolah ingin membuktikan bahwa saya salah, Bapak itupun langsung mengukur....saya pun tidak tahu, entah karena malu atau cuaca yang panas, mukanya jadi merah....itulah nilai plus yang dimiliki oleh seorang pelaksana, biarpun tidak bisa membangun kekuatan fisik untuk bekerja, kita wajib selalu bisa membangun kekuatan berpikir untuk memecahkan suatu masalah....asalkan jangan kekuatan berpikir yang kita punyai dipakai untuk memperdaya ataupun membohongi dan membodohi orang lain......semoga bermanfaat.....

2 comments: